Kamis, 20 November 2014

Hunger Games - Mockingjay . Part 1 [movie review]


Sekali lagi kita di Indonesia diuntungkan karena bisa menyaksikan premier film box-office bahkan lebih cepat dari negara asalnya, seri ketiga Hunger Games, Mockingjay [part1] sudah bisa dinikmati sejak Kamis 20 November 2014, sedangkan di Amrik sana baru bisa disaksikan keesokan harinya tanggal 21 November 2014.

Meneruskan seri sebelumnya saat terakhir Katniss berhasil diselamatkan dari arena Hunger Games oleh distrik 13, Mockingjay secara garis besar menceritakan sepak terjang Katniss sebagai wajah simbol pemberontakan terhadap Capitol yang dimotori oleh distrik 13. Sementara Katniss aman di distrik 13, Peeta tidak berhasil diselamatkan dari arena pertandingan dan kini berada ditangan Capitol.

Mengadopsi tren buku seri yang di filmkan, buku ketiga seri Hunger Games ini-pun dibagi menjadi dua bagian, memberikan ruang cukup luas untuk memasukkan sedetil mungkin cerita asli bukunya kedalam layar, dan ini dilakukan dengan sangat baik dalam film ini. Kekompleks-an cerita dalam bukunya mampu tertuang dengan baik, jika ini dilakukan pada dua film sebelumnya (minimal menambah durasi film) mungkin akan membantu penonton yang belum membaca bukunya untuk lebih mengerti kompleks-nya hubungan Katniss - Peeta - Gale. Sebuah love triangle yang jauh lebih sweet daripada cerita Bella - Edward - Jacob yang penuh ke-lebay-an itu.


Sisi negatifnya kita harus menunggu cukup lama untuk menonton kelanjutannya walau memang disisi bisnis tentu saja lebih menguntungkan. Saya pribadi lebih memilih durasi panjang dibandingkan harus membagi film seri seperti ini menjadi dua part.

Dari berbagai sisi film ini cukup rapih, tidak ada yang dikeluhkan dari segi efek visual, cerita, musik, cast, semua melanjutkan seri keduanya yang sudah sangat baik. Nilai lebih untuk scoring nya, aransemen musik yang pas, dan nada khas Mockingjay yang disenandungkan sepanjang film mampu membangun mood dan emosi penonton. Jennifer Lawrence memang dilahirkan untuk memerankan Katniss, padanannya mungkin D.Radcliffe sebagai Harry Potter.


Overall seri ketiga ini sanggup memuaskan pembaca novel Hunger Games dan pastinya menarik bagi para penikmat film Hunger Games sebelumnya, walaupun cerita akan terpotong secara nanggung ditengah jalan. Sequel yang cukup solid dan layak dinanti...
happy watching.

MMDB : 90/100 



Minggu, 16 November 2014

Begin Again [2013] - Movie Review


Reaksi pertama setelah selesai menonton film ini pada umumnya adalah membuat kita mencari (mendownload) original soundtrack nya, karena lagu-lagu di film ini sangat-sangat keren!!!

Begin again, seperti kebanyakan film anti mainstream lainnya tidak dapat kesempatan untuk tayang di bioskop-bioskop kesayangan di kota anda, padahal "the idea" untuk menonton film dengan scoring, original soundtrack dan sinematografi seindah ini di bioskop sungguh sangat amat menyenangkan. Begin again bisa dibilang versi indie dari film RomCom "Music & Lyric" (Hugh Grant - Drew Barrymore) yang hadir lebih jujur dan tanpa sugar coating khas Hollywood.

Berkisah tentang dua orang "patah hati" yang dipertemukan oleh "takdir", Gretta (Keira Knightley) adalah seorang song writer berbakat dan idealis yang baru saja mengalami tragedi percintaan, sedangkan Dan (Mark Ruffalo) seorang produser rekaman veteran yang sedang terpuruk dan baru saja dipecat, pertemuan keduanya diceritakan dengan unik dalam alur tidak linier yang mengawali film ini.

Dari sana kita mulai dibawa dalam cerita film yang sebenarnya tidak sulit ditebak mengenai perjuangan keduanya membuat sebuah album indie berlatar kota New York. Seperti RomCom lain hubungan kedua tokoh utama mulai berkembang, tetapi Begin Again tidak lantas terjebak dalam repertoire khas film-film komedi romantis. Dibalut sederetan soundtrack yang sangat pas mengisi tiap adegan di film ini, yang bahkan dinyanyikan sendiri oleh Keira Knightley dan tentu saja Adam Levine, menjadikan Begin Again salah satu film bertema musik terbaik yang pernah saya tonton.



Keira Knightley seperti biasa tampil begitu lovable dengan senyum khasnya dan aksen British yang menggemaskan, menyanyikan lagu-lagu yang tampil di film ini sendiri, Keira tampil begitu meyakinkan sebagai musisi dan penulis lagu. Mark Ruffalo juga tampil sangat baik memerankan seorang washed out music producer dan ayah dengan rumah tangga kacau balau. Serta yang tidak kalah penting penampilan perdana Adam Levine dalam sebuah full Movie juga patut diacungi jempol, apalagi saat membawakan lagu "Lost Stars" its Amazing!!!

Adalah John Carney sutradara asal Irlandia yang sukses dengan Film low budget "Once" di negaranya yang menggawangi film ini. Dibawah arahanya Begin Again sukses tampil lebih Edgy namun tetap mudah untuk diikuti, tetap lucu, menyentuh sekaligus romantis dengan caranya sendiri.

MMDB : 90/100





Minggu, 09 November 2014



The wait is over, yes interstellar is here....
Digadang-gadang menjadi the "best" movie of 2014, interstellar ternyata sama sekali tidak mengecewakan. Cukup aman untuk mengatakan ini adalah salah satu SCI-FI movie terbaik sepanjang masa.

Selama hampir 3 jam kita akan disuguhi cerita drama hubungan ayah-anak yang dibalut oleh salah satu rangkaian fiksi ilmiah paling rumit, kompleks namun "mungkin" sekaligus juga paling Possible yang pernah dibuat manusia. Memang perlu perhatian "lebih" dalam menyimak film ini, walau tiap lakon scientist didalamnya berusaha menjelaskan segala pilar ilmiah film ini semudah mungkin bagi kita orang awam yang menontonnya. Namun dibalik segala embel-embel ilmiahnya, sejatinya interstellar menyuguhkan sajian drama yang cerdas, dengan alur yang mengejutkan, twist yang briliant khas Nolan dan seperti yang disebutkan sebelumnya sebuah drama yang manis dan hangat.
Semua itu dibungkus rapi dengan visualisasi terbaik yang dapat diciptakan umat manusia saat ini dan komposisi musik monumental Hans Zimmer, membuat durasi 3 jam menjadi hal terakhir yang akan kamu keluhkan selama menonton film ini, bahkan setelah 3 jam yang panjang itu usai, kebiasaan Nolan menggantung ending film membuat kita berharap film masih belum usai untuk menjawab semua pertanyaan yang muncul.

Alkisah di masa depan yang tidak lama lagi, bumi tengah sekarat, seluruh sumber daya manusia terfokus untuk menjaga manusia tetap dapat hidup diatas bumi, mantan pilot NASA, Cooper beralih pekerjaan menjadi seorang petani, karena pada masa itu NASA sudah tidak dibutuhkan, seluruh dunia sibuk bertahan dari ancaman kelangkaan pangan dan badai debu. Bersama mertuanya Donald serta kedua anaknya Murphy dan Tom, Cooper tinggal di sebuah pertanian yang terus menerus diserang badai pasir, hanya jagung yang dapat tumbuh saat itu. Namun "takdir" berkata lain, lewat serangkaian peristiwa akhirnya Cooper dibawa kembali bekerja sebagai pilot NASA yang menerbangkan sekelompok ilmuwan menyebrangi galaksi demi mencari planet baru untuk dihuni manusia.


 
Dimulailah penjelajahan antariksa melalui worm hole yang memungkinkan manusia menjelajah galaksi lain, sederetan teori-teori ilmiah akan ditemui dalam film ini, semuanya diletakkan dengan penuh perhitungan membuat premis Interstellar terlihat cukup plausible. Interstellar mengingatkan kita betapa kecilnya kita di alam semesta dan betapa luasnya alam semesta ini, bahkan bukan hanya ruang dan waktu yang kita tempati, lihat dan rasakan sekarang, tapi juga dimensi lain yang divisualisasikan dengan cukup pintar, Interstellar juga mengajak kita berpikir bagaimana posisi theologi dalam eksistensi kita di alam semesta ini, hm...

Pujian patut dialamatkan kepada McCounaghey(Cooper) dan Mackenzie Foy (Murphy), yang berperan apik sebagai ayah dan anak, sebagai aspek drama dari film ini hubungan ayah - anak mereka membangun fondasi emosi penonton, alih-alih romansa klise antara dua tokoh utama Interstellar menyuguhkan kasih sayang ayah - anak yang lebih murni, sehingga lebih menyentuh, dan itu dibawakan dengan sangat baik oleh McCounaghey dan Foy.



Terlepas dari semua itu film ini adalah salah satu karya Nolan yang paling ambisius, mungkin bukan yang terbaik, namun jelas lebih baik dari rata-rata film Hollywood yang rilis belakangan ini, dan dengan pasti menjadi salah satu film favorit saya. Jangan buang waktu menunggu versi Blu ray rip nya, kunjungi layar terbesar yang tersedia dan nikmati keindahan film ini secara maksimal...

MMDB : 98/100